Kenapa Masih Sulit Lancar Bahasa Inggris Meski Sudah Kursus berbulan-bulan?

Sudah ikut kursus Bahasa Inggris berbulan-bulan, 3 jam seminggu. Sudah bayar mahal, rajin hadir, bahkan ngerjain PR. Tapi… kok pas disuruh ngomong masih terbata-bata, bingung milih kata, dan sering banget ngulang-ngulang kalimat?
Kalau kamu ngalamin ini, kamu nggak sendirian. Bahkan menurut British Council, banyak pelajar ESL (English as a Second Language) di seluruh dunia yang merasa “belajar keras tapi tetap gak lancar-lancar.”
Kenapa bisa gitu?
Nah, artikel ini akan bahas penyebab paling umum kenapa kamu belum lancar speaking Bahasa Inggris, meski sudah rajin kursus. Dan yang paling penting: kami kasih solusi nyatanya — bukan cuma teori kosong.

  1. Waktu Latihan Speaking Masih Terlalu Sedikit
    Kenyataannya, 3 jam seminggu = cuma 0,017% dari total waktu kamu dalam seminggu. Dan dari 3 jam itu, kalau ada 10 orang di kelas, kamu mungkin cuma dapat waktu bicara
    sekitar 10 menit.
    Sebuah studi dari Nation (2007) menyebutkan bahwa untuk benar-benar bisa “menguasai” bahasa, dibutuhkan minimal 1.000 jam paparan aktif — dan itu harus mencakup listening, reading, dan terutama speaking.
    ✅ Artinya: kamu butuh latihan tambahan di luar kelas.
  2. Kamu Latihan, Tapi Bukan Dalam Konteks Kehidupan Nyata
    Pernah belajar cara bikin kalimat “present perfect,” tapi pas ngobrol malah nggak bisa ngomong kalimat sederhana kayak “Barusan saya makan”?
    Ini karena kamu belajar struktur, bukan komunikasi.
    Menurut riset dari Stephen Krashen (pakar linguistik terkenal), kita belajar bahasa lebih cepat saat terpapar pada comprehensible input — misalnya ngobrol langsung, mendengar cerita, atau menonton film. Bukan cuma latihan grammar atau ngisi worksheet.
    ✅ Solusinya: mulai gunakan Bahasa Inggris dalam situasi nyata. Misalnya cerita tentang hari kamu ke teman, journaling dalam Bahasa Inggris, atau ngobrol sama AI/chatbot Bahasa Inggris.
  3. Terlalu Takut Salah (Anxiety Effect)
    “Takut salah ngomong.”
    “Takut diketawain.”
    “Takut grammar-nya jelek.”
    Inilah yang disebut Foreign Language Anxiety – rasa cemas berlebihan saat menggunakan bahasa asing. Menurut riset dari Horwitz et al. (1986), rasa cemas ini bisa menghambat proses berbicara secara drastis, karena otak jadi terlalu sibuk mikir dan lupa fokus komunikasi.
    ✅ Solusi: mulai dari lingkungan aman dan mendukung. Ngobrol sendiri, rekam diri, atau latihan dengan orang yang kamu percaya. Ingat: fluency comes from mistakes. Jangan tunggu jago baru sering ngomong.
  4. Terjebak di Grammar dan Tes
    Kurikulum tradisional sering banget fokus ke grammar: tenses, conditional, passive voice… Tapi dalam kehidupan nyata, orang lebih butuh ngomong cepat dan jelas, bukan sempurna.
    Lihat saja anak kecil. Mereka bisa bicara dengan lancar sebelum belajar grammar secara formal. Itu karena mereka berlatih bicara setiap hari tanpa takut salah.
    ✅ Jangan tunggu grammar-nya sempurna dulu. Latih fluency dulu, akurasi bisa menyusul.
  5. Hanyak fokus ke keahlian bahasa pasif daripada aktif
    Kamu mungkin ngerti arti kata reliable, hesitate, atau priority saat baca. Tapi pas disuruh ngomong, malah bilang, “uh… itu… yang… eee…”
    Menurut Cambridge Assessment, banyak pelajar ESL punya kemampuan pasif yang besar (mereka bisa ngerti saat baca/dengar), tapi nggak bisa pakai secara aktif karena jarang dipraktikkan.
    ✅ Cara aktivasi: sering ucapkan kata itu dalam kalimat. Misalnya bikin 3 kalimat dengan kata priority setiap hari. Ulang-ulang sampai jadi refleks.
  6. Kurang Konsistensi dan Komitmen
    3 jam seminggu memang bagus. Tapi kalau di luar kelas kamu nggak pernah dengerin atau ngomong Bahasa Inggris lagi, maka otak kamu akan menganggap bahasa itu tidak penting, dan informasi yang sudah masuk akan cepat menguap.
    Riset dari Paul Nation juga menyarankan bahwa pembelajar bahasa asing sebaiknya punya paparan harian minimal 30 menit agar kemajuan terasa signifikan dalam 3–6 bulan.
    ✅ Saran: dengarkan podcast Bahasa Inggris saat nyapu, nonton YouTube pakai subtitle Inggris, atau ajak diri kamu ngobrol dalam Bahasa Inggris minimal 10 menit per hari.
  7. Metode Belajar yang Tidak Interaktif
    Sayangnya, banyak kursus masih mengandalkan metode teacher-centered: guru banyak ngomong, murid banyak mencatat. Padahal yang dibutuhkan pelajar dewasa adalah student-centered learning: aktif bicara, diskusi, tanya jawab, role play, dll. Menurut penelitian dari TESOL Quarterly, metode Communicative Language Teaching (CLT) jauh lebih efektif untuk speaking daripada metode tradisional.
    ✅ Cari program belajar yang fokus ke real communication, bukan hafalan dan ujian.

Solusi Nyata: Gimana Supaya Bisa Lancar Speaking?

Kalau kamu merasa stuck, ini strategi praktis yang bisa kamu mulai hari ini juga:

Cara Penjelasan Singkat
Ngomong Sendiri Rekam diri kamu cerita tentang hari ini, lalu putar dan evaluasi.
Dengar Setiap Hari Dengarkan podcast ringan seperti “The English We Speak” dari BBC.
Pikirkan dalam bahasa Inggris Ganti dialog batin kamu jadi Bahasa Inggris, misalnya saat memilih baju.
Cari Partener NGobrol Bisa teman, tutor, atau bahkan AI/Chatbot seperti ChatGPT.
Jadwalkan 15 Menit/Hari Fluency lebih ditentukan oleh konsistensi harian, bukan intensitas mingguan.

Penutup

Belajar Bahasa Inggris bukan cuma soal hadir di kelas. Kalau kamu masih belum lancar meski sudah kursus 2 kali seminggu, mungkin masalahnya bukan di kamu — tapi di strateginya yang belum tepat. Ingat:

  • Fluency itu hasil dari kebiasaan, bukan keajaiban.
  • Berani salah jauh lebih penting daripada tahu semua aturan.
  • Dan yang terpenting: gunakan Bahasa Inggris setiap hari, sekecil apapun.

 

Sumber Referensi

Nation, P. (2007). The Four Strands. Language Teaching Journal.
Krashen, S. (1985). The Input Hypothesis. Longman.
Horwitz, E. K., Horwitz, M. B., & Cope, J. (1986). Foreign Language Classroom Anxiety.
Cambridge Assessment English. (2021). Developing Productive Skills.
British Council. (2020). Common Challenges for ESL Learners.
TESOL Quarterly (2022). The Effectiveness of CLT in ESL Speaking Development.
Lightbown, P. M., & Spada, N. (2006). How Languages Are Learned. Oxford University Press.
Lightbown & Spada (2006), How Languages Are Learned

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top